10:52 AM
Unknown
No comments
Salah satu karakter da’wah Islam ialah Rahmatan Lil’aalamiin (Rahmat
bagi semesta alam). Da’wah Islam merupakan ajakan kepada segenap umat
manusia, bukan untuk kalangan atau kelompok tertentu saja. Ia bukan
seruan yang ditujukan hanya untuk bangsa Arab. Ia merupakan
penyebarluasan rahmat Allah ta’aala bagi manusia. Manusia manapun yang
menyambut Da’wah Islam akan memperoleh ketenteraman. Suatu ketenteraman
dalam arti sesungguhnya.
Kehadiran aktifitas Da’wah Islam menyebabkan umat manusia memiliki
harapan. Sebab dengan hadirnya Da’wah Islam manusia menjadi berpeluang
untuk hidup di bawah tuntunan wahyu ilahi. Ia menjadi terarah menuju
jalan keselamatan di dunia maupun akhirat. Tanpa Da’wah Islam manusia
akan berjalan dalam kegelapan tanpa arah dan tujuan yang jelas. Dan agar
kita benar-benar menjadi bagian yang turut menyebarluaskan rahmat bagi
semesta alam, maka tidak bisa tidak jalan yang mesti ditempuh adalah
jalan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Sebab beliau-lah
teladan utama dalam berperan sebagai rahmatan lil’aalamiin.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
”Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiya ayat 107)
Berdasarkan
keteladanan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam aktifitas Da’wah Islam
memiliki spektrum yang sangat luas. Da’wah Islam membentang dari sekedar
tersenyum hingga mengangkat senjata (al-Jihad fii sabilillah). Semua
kegiatan yang ada di antara kedua kutub spektrum tadi merupakan
aktifitas Da’wah Islam yang merefleksikan Islam sebagai rahmatan
lil’aalamiin. Artinya, setiap gerak-gerik seorang Muslim seyogyanya
merupakan ekspresi semangat mengajak manusia ke jalan keselamatan dunia
dan akhirat. Seorang Muslim belum sempurna penghayatan akan Islam
sebagai rahmatan lil’aalamiin bilamana ia mengembangkan toleransi kepada
orang non-Islam alias kafir namun ia tidak pernah sesaatpun berfikir
dan berupaya mengajaknya ke jalan Islam. Disinilah relevansi ucapan
da’wah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam yang begitu ringkas, jelas,
tegas sekaligus penuh cinta kasih:
أَسْلِمْ تَسْلَمْ
”Aslim Taslam (= masuk Islamlah engkau, niscaya engkau bakal selamat di dunia dan akhirat’).” (HR Ibnu Majah 1/95)
Nabi
shollallahu ’alaih wa sallam senantiasa bersegera mengajak manusia ke
dalam agama Allah ta’aala. Beliau tidak pernah ragu sedikitpun ketika
melakukan Da’wah Islam. Sebab beliau sangat yakin hanya dengan ni’mat
Iman dan Islam sajalah seseorang bakal meraih keselamatan hakiki di
dunia maupun di akhirat. Bahkan inilah yang menjadi obsesi utama beliau
dalam hidup di dunia fana ini.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ
”Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu.” (QS AtTaubah ayat 128)
Saudaraku,
andai setiap Muslim apalagi aktivis Da’wah benar-benar mengikuti jejak
langkah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam, niscaya kita tidak akan
menyaksikan kelemahan mental dan inferiority melanda kaum muslimin. Dan
jika kaum muslimin telah secara aktif, tegas sambil penuh kearifan dan
kasih-sayang mengajak kaum kafir dewasa ini untuk mengenal serta memeluk
Islam, niscaya laju gerakan pemurtadan kaum kafir tidak akan segencar
seperti yang kita lihat sekarang.
Wahai ummat Islam, sudah tiba masanya bagi kita ummat Islam untuk
meluruskan makna Islam sebagai agama rahmatan lil’aalamiin. Ia bukan
bermakna sikap toleran sedemikian rupa sehingga menyebabkan seorang
Muslim tidak kunjung mengajak orang-orang di luar Islam memeluk ajaran
Allah ta’aala. Ia bukan bermakna sedemikian rupa menghargai agama lain
sehingga orang-orang di luar Islam semakin yakin bahwa agama merekalah
yang benar dan agama Islam yang salah.
Makna Islam sebagai agama rahmatan lil’aalamiin ialah menjadikan
setiap diri kita kaum muslimin bersemangat menyelamatkan manusia dari
kelaliman dan kesesatan berbagai agama-agama menuju keadilan dan
kelurusan agama Islam. Makna Islam sebagai agama rahmatan lil’aalamiin
ialah menjadikan setiap diri kita kaum muslimin bersemangat
menyelamatkan manusia dari penghambaan manusia kepada sesama manusia
untuk hanya menghamba kepada Rabb Tunggal manusia, yaitu Allah ta’aala.
Makna Islam sebagai agama rahmatan lil’aalamiin ialah menjadikan
setiap diri kita kaum muslimin bersemangat menyelamatkan manusia,
khususnya kaum Nasrani, dari meyakini bahwa Isa ’alaihis-salam (Yesus,
kata mereka) merupakan Tuhan atau anak Tuhan kepada keyakinan bahwa ia
adalah seorang Nabi Allah yang diutus untuk mengajak manusia menghamba
hanya kepada Allah ta’aala, tuhan Nabi Isa ’alaihis-salam dan tuhan kita
bersama.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Katakanlah: Dialah Allah ta’aala Yang Maha Esa. Allah tempat
bergantung. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada
sesuatupun yang bisa menyerupaiNya.” (QS Al-Ikhlash ayat 1-4)
Alangkah zalimnya seorang Muslim yang sejak kecil sudah hafal
ayat-ayat di atas, lalu saat tibanya bulan Desember setiap tahun ia
malah mengucapkan ”Selamat Natal” kepada kaum Nasrani. Kita semua tahu
bahwa makna kata ”Natal” sama dengan ”Maulid” (hari kelahiran).
Sedangkan kelahiran yang mereka rayakan ialah kelahiran Yesus sebagai
Tuhan atau sebagai anak Tuhan, menurut mereka. Maka bila pada hari
tersebut kita justru mengucapkan ”selamat” bukankah ini suatu kebohongan
yang nyata? Lalu apa yang semestinya kita ucapkan?
Saudaraku, inilah saatnya kita buktikan di hadapan Allah ta’aala
bahwa kita meyakini hanya Allah ta’aala-lah Tuhan Yang Maha Esa. Dan
bahwa hanya Islam-lah jalan keselamatan. Inilah saatnya kita
menyebarluaskan rahmat bagi semesta alam. Untuk itu tidak bisa tidak
jalan yang mesti ditempuh adalah jalan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih
wa sallam. Sebab beliau-lah teladan utama dalam berperan sebagai
rahmatan lil’aalamiin. Marilah kita coba menjalankan sunnah Rasulullah
shollallahu ’alaih wa sallam dengan menyampaikan kepada kaum Nasrani di
bulan Desember tahun ini kalimat yang jelas, ringkas lagi penuh kasih
sayang:
أَسْلِمْ تَسْلَمْ
”Aslim Taslam (= masuk Islamlah engkau, niscaya engkau bakal selamat di dunia dan akhirat’).” (HR Ibnu Majah 1/95)
Ingatlah saudaraku, seorang Muslim tidak dibenarkan ingin masuk surga
sendirian tanpa peduli dengan orang-orang lainnya. Satu-satunya tiket
atau undangan untuk masuk surga ialah syahadatain atau dua kalimat
syahadat. Maka marilah kita coba membagi ni’mat Iman dan Islam ini
kepada orang-orang yang selama ini tidak pernah merasakan manisnya Iman
dan Islam seperti yang selama ini kita rasakan.
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku.” (QS Taha ayat 25-28)
0 comments:
Post a Comment
Komentar anda akan dihapus jika :
1. SPAM atau meninggalkan komentar mengandung unsur SARA
2. Berkata kasar atau kata-kata negatif lainnya
3. Meninggalkan komentar dengan link hidup
4. Komentar tidak berhubungan dengan tema
5. Jika anda ingin berlangganan "komentar" dari artikel ini, pilih link "Subscribe by email" pada bagian bawah form komentar