
Sudah merupakan
tabiat manusia -khususnya orang yang bergerak di bidang pemberitaan-
untuk antusias menanggapi kejadian yang mengagetkan dan menggemparkan
mereka. Tak ayal lagi, berbagai komentar dan pernyataan terlontar pasca
kejadian-kejadian tersebut. Di antara mereka ada yang mengutuk, ada yang
benci dan ada pula yang mendukung. Sejumlah analisa akan bahaya yang
muncul dari perbuatan tersebut dilansir di berbagai mass media, forum
diskusi, seminar dan lain-lainnya.
Ya, sangat
disayangkan, kebanyakan analisa tersebut hanya menyinggung bahayanya
dari apa yang ditangkap oleh kasat mata manusia tanpa menoleh kepada
pandangan syari’at Islam yang begitu lengkap dalam mengungkap
dampak-dampak negatif dari perbuatan-perbuatan tersebut[1].
Dan yang lebih menyedihkan lagi bahwa sangatlah sedikit di antara
mereka yang menyinggung faktor-faktor penyebab yang merupakan sumber
malapetaka dan musibah pada kejadian-kejadian tersebut. Mereka lupa
bahwa tanpa menuntaskan sumbernya, maka malapetaka dan musibah tersebut
tetap akan meninggalkan masalah dan ancaman serius di masa mendatang.
Kebanyakan orang memang memahami bahwa “tiada asap tanpa api”, namun
sangat disayangkan bahwa pembicaraan tentang kejadian-kejadian tersebut
hanya terbatas pada zhohirnya, bahayanya, gangguan terhadap manusia dan
seterusnya.
Dan seorang
muslim yang baik akan selalu bercermin dan mengintrospeksi dirinya pada
segala musibah yang terjadi dan kemudian segera bertaubat kepada Allah Ta’âlâ terhadap apa-apa yang telah ia terlantarkan. Sebab tidaklah suatu musibah turun kecuali karena dosa, dan tidaklah musibah tersebut diangkat kecuali dengan bertaubat. Dan makna ini tentunya sangat banyak dalam nash-nash Al-Qur`ân dan As-Sunnah. Diantaranya adalah firman-Nya,
“Dan apa saja yang menimpamu berupa suatu bencana, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisâ` : 79)
“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian maka (itu) adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri.” (QS. Asy-Syûrâ : 30)
“Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rûm : 41)
Berikut ini, kami akan mencoba menyebutkan sebab-sebab pokok yang merupakan sumber pemicu munculnya aksi-aksi teror tersebut.
Dan secara umum, munculnya aksi-aksi teror tersebut kembali kepada tiga sebab pokok,
Satu :
Sebab-sebab yang kembali kepada para pelaku teror itu sendiri. Baik
karena kejahilannya, pemahamannya yang sesat dan semisalnya.
Dua :
Sebab-sebab yang kembali kepada lingkungan masyarakat yang ia tinggal
di dalamnya, yang telah bergejolak padanya berbagai kerusakan, suasa
politik yang panas, ketidakpuasan dan sebagainya.
Tiga : Sebab-sebab yang kembali kepada faktor-faktor eksternal, berupa makar-makar musuh, kezholiman, penindasan dan sebagainya.
Tentunya
uraian-uraian ini tidak bisa mencakup seluruh sebab munculnya terorisme
karena jalan-jalan kesesatan tiada terbilang dan keadaan suatu negara
atau masyarakat beraneka ragam dari sisi keagamaan, perekonomian,
politik dan lain-lainnya sehingga kami hanya menyebutkan rincian
sebab-sebab pokoknya saja.
Kami juga tidak
menyinggung sebab-sebab terorisme yang terdapat pada orang-orang kafir
sebab mereka telah dikenal dengan prilaku terorisme dari dahulu hingga
sekarang, di mana kelakuan-kelakuan teror mereka tidaklah luput dari
pandangan manusia yang mempunyai akal sehat.
Pembahasan ini adalah perbaikan dari dalam untuk kaum muslimin, individu maupun negara, dimana Allah Subhânahu wa Ta’âlâ telah mengingatkan,
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d : 11)
[1] Insya Allah akan ada uraian tersendiri tentang hal ini pada hal 147.
[sumber: http://jihadbukankenistaan.com/terorisme/sebab-sebab-munculnya-terorisme-pendahuluan.html#_ftnref1]
Jihad dan Terorisme
0 comments:
Post a Comment
Komentar anda akan dihapus jika :
1. SPAM atau meninggalkan komentar mengandung unsur SARA
2. Berkata kasar atau kata-kata negatif lainnya
3. Meninggalkan komentar dengan link hidup
4. Komentar tidak berhubungan dengan tema
5. Jika anda ingin berlangganan "komentar" dari artikel ini, pilih link "Subscribe by email" pada bagian bawah form komentar