8:32 AM
Unknown
No comments
Keberadaan patung telanjang yang ada di Istana Negara akan menjauhi
keberkahan dari Allah. Demikian dikatakan Ketua Forum Umat Islam (FUI)
Bernard Abdul Jabbar kepada itoday, Kamis (17/01) menanggapi keberadaan empat patung wanita telanjang di lingkungan Istana Negara.
"Rasulullah mengajarkan agar rumah tidak ditaruh gambar hidup, patung karena dapat menjauhi keberkahan. Terlebih lagi Istana sebagai sumber kekuasaan, keberadaan patung itu akan menjauhi keberkahan," ungkap Bernard Abdul Jabbar.
Kata Bernard Abdul Jabbar, kalau sumber kekuasaan sudah tidak ada keberkahan akan berdampak buruk terhadap rakyatnya. "Istana tidak ada keberkahan, rakyatnya juga akan berdampak buruk. Ini yang harus dimengerti pihak Istana," ungkapnya.
Bernard Abdul Jabbar meminta para pengelola Istana membuang patung tersebut. "Agar keberkahan ada di Istana patung yang ada di Istana dibuang saja, termasuk patung telanjang," ujarnya.
Keberadaan patung wanita telanjang di lingkungan Istana Negara kembali menjadi bahan pergunjingan setelah kantor tempat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu dikepung banjir, hari ini, Kamis (17/01). Adakah hubungannya patung wanita seronok itu dengan banjir yang merendam Istana Kepresidenan?
Setidaknya, ada empat patung wanita bertelanjang dada di di kompleks Istana Kepresidenan RI Jakarta. Dua di antaranya terletak depan kantor Presiden SBY sehari-hari berkantor. Satu di antaranya berdekatan dengan halaman belakang Istana Merdeka dan satu lainnya di samping Istana Negara.
Menurut informasi, patung perempuan telanjang itu berada di Istana Presiden merupakan peninggalan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno disebut-sebut gemar dengan seni yang menggambarkan lekuk tubuh wanita.
Selain patung wanita telanjang ada juga patung pria telanjang. Diletakkan berhadap-hadapan dengan patung perempuan di depan kantor Presiden dalam kompleks taman. Patung laki-laki ukuran besar diletakkan di belakang Istana Negara diantara air mancur dan terlihat sebagai karya seni fantastis. [itoday/www.al-khilafah.org]
"Rasulullah mengajarkan agar rumah tidak ditaruh gambar hidup, patung karena dapat menjauhi keberkahan. Terlebih lagi Istana sebagai sumber kekuasaan, keberadaan patung itu akan menjauhi keberkahan," ungkap Bernard Abdul Jabbar.
Kata Bernard Abdul Jabbar, kalau sumber kekuasaan sudah tidak ada keberkahan akan berdampak buruk terhadap rakyatnya. "Istana tidak ada keberkahan, rakyatnya juga akan berdampak buruk. Ini yang harus dimengerti pihak Istana," ungkapnya.
Bernard Abdul Jabbar meminta para pengelola Istana membuang patung tersebut. "Agar keberkahan ada di Istana patung yang ada di Istana dibuang saja, termasuk patung telanjang," ujarnya.
Keberadaan patung wanita telanjang di lingkungan Istana Negara kembali menjadi bahan pergunjingan setelah kantor tempat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu dikepung banjir, hari ini, Kamis (17/01). Adakah hubungannya patung wanita seronok itu dengan banjir yang merendam Istana Kepresidenan?
Setidaknya, ada empat patung wanita bertelanjang dada di di kompleks Istana Kepresidenan RI Jakarta. Dua di antaranya terletak depan kantor Presiden SBY sehari-hari berkantor. Satu di antaranya berdekatan dengan halaman belakang Istana Merdeka dan satu lainnya di samping Istana Negara.
Menurut informasi, patung perempuan telanjang itu berada di Istana Presiden merupakan peninggalan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno disebut-sebut gemar dengan seni yang menggambarkan lekuk tubuh wanita.
Selain patung wanita telanjang ada juga patung pria telanjang. Diletakkan berhadap-hadapan dengan patung perempuan di depan kantor Presiden dalam kompleks taman. Patung laki-laki ukuran besar diletakkan di belakang Istana Negara diantara air mancur dan terlihat sebagai karya seni fantastis. [itoday/www.al-khilafah.org]
0 comments:
Post a Comment
Komentar anda akan dihapus jika :
1. SPAM atau meninggalkan komentar mengandung unsur SARA
2. Berkata kasar atau kata-kata negatif lainnya
3. Meninggalkan komentar dengan link hidup
4. Komentar tidak berhubungan dengan tema
5. Jika anda ingin berlangganan "komentar" dari artikel ini, pilih link "Subscribe by email" pada bagian bawah form komentar