11:37 PM
Unknown
No comments
JAKARTA
– Ustadz Harry Moekti menjelaskan pengalaman dan pengamatannya selama
menjadi artis dahulu, seorang artis jika ingin terkenal, kadang harus
membuat sensasi dan kegilaan yang direkayasa oleh industri musik
tersebut, hingga sampai pada tahap melanggar aturan Allah. Ia memberi
contoh, Ahmad Dhani kerap menggunakan simbol-simbol zionis Yahudi,
seperti bintang David, simbol mata satu (Illuminati), dan simbol-simbol
lain gerakan Freemasonry. “Ahmad Dhani itu memang setan.
Orang fasik ini jangan dibiarkan. Harus dijelaskan kefasikannya, jangan
sampai orang tertipu. Orang seperti Dhani, gak pantas bicara soal
agama, karena ia masih suka ikhtilat (bercampur dengan wanita-wanita
cantik), kaburo maktan,” kata Harry Moekti kepada arrahmah.com
ditengah acara Halaqoh Islam dan Peradaban dengan tema“Liberalisasi
Agama & Budaya: Strategi Penjajah Hancurkan Islam” di Wisma Antara.
Tambah Ustadz Harry, Ahmad Dani pernah
menjadikan alas panggungnya dengan lafadz Allah. Bila melihat video
klipnya, akan terlihat simbol mata satu. Bukan hanya itu, Dani
terang-terangan mendukung Lady Gaga, sang pemuja setan. Dia pengagum Gus
Dur yang liberal. “Dia juga bangga dengan garis keturunan dari ibunya
yang berdarah Yahudi (Kohler),” ujarnya.
Mantan rocker yang menjadi da’i ini
bercerita, bahwa dirinya pernah diajak ngerock dalam satu panggung
dengan Ahmad Dani di Kalimantan (Beurau). “Saat itu karpet panggung
menggunakan lambang Allah. Tawaran itu saya tolak mentah-mentah.
Sebetulnya di belakang itu, ada peran produser yang mensettingnya,
mengingat musik dengan sensasinya sudah menjadi industri,” terang pria
yang kini menjadi aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Tidak hanya Ahmad Dani yang melakukan
sensasi untuk melambungkan namanya, ia juga menjelaskan bahwa seorang
Julia Perez alias Jupe dan Dewi Persik (Depe) pun menciptakan sensasi
yang tak kalah gilanya. Perseteruan antara Jupe dan Depe, kata Harry,
sengaja disetting untuk mengangkat kembali namanya yang hampir tenggelam
di dunia hiburan.
“Dulu, Rhoma Irama dan Elvie Sukaesih
juga sempat dibuat konflik yang direkayasa. Kemudian produser membuat
event besar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang menyatukan Rhoma
dan Elvie. Yang jelas ini adalah pasar. Dan benar saja, ketika itu
penonton membludak di TMII untuk menyaksikan moment yang
ditunggu-tunggu,” kata Harry.
Contoh lain, lanjut Harry, adalah
membenturkan Inul Daratista dengan umat Islam, termasuk dengan H. Rhoma
Irama, yang memprotes goyang ngebornya. Ingat! Di balik konflik itu ada
pemodal. Nama Inul sejak itu menanjak, karena menjadi trending topic di
masyarakat.
Di luar negeri pun diciptakan konflik
antara grup band The Beatles dengan The Rolling Stones. Soal sensasi,
Rolling Stone lebih unggul dari The Beatles. “Ketika anggota band
Rolling Stone ngeganja, lebih jorok, ternyata itu membuatnya lebih
ngetop.”
Yang pasti, gaya hidup liberalisme
membuat generasi muda muslim menjadi jauh dari syariat. “Kalaupun ada
artis yang masih shalat atau umrah, tapi tetap pacaran. Cape deh..!”
tandasnya sembari tersenyum. (bilal/arrahmah.com)
0 comments:
Post a Comment
Komentar anda akan dihapus jika :
1. SPAM atau meninggalkan komentar mengandung unsur SARA
2. Berkata kasar atau kata-kata negatif lainnya
3. Meninggalkan komentar dengan link hidup
4. Komentar tidak berhubungan dengan tema
5. Jika anda ingin berlangganan "komentar" dari artikel ini, pilih link "Subscribe by email" pada bagian bawah form komentar