2:00 AM
Unknown
No comments
Abu Dawud meriwayatkan sebuah hadits yang berasal dari Tsauban, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Berbagai bangsa akan mengerubuti kalian sebagaimana mereka mengerubuti hidangan makan.”
Seseorang bertanya, “Apakah karena jumlah kami sedikit pada saat itu?”
“Berbagai bangsa akan mengerubuti kalian sebagaimana mereka mengerubuti hidangan makan.”
Seseorang bertanya, “Apakah karena jumlah kami sedikit pada saat itu?”
Rasulullah menjawab, “Kalian pada saat itu bahkan berjumlah banyak. Akan tetapi, kalian seperti buih di lautan. Allah telah mencabut rasa takut dari dada-dada musuh kalian terhadap kalian dan Allah menimpakan ke dalam hati kalian al-Wahn.”
Seseorang bertanya, “Apa itu al-Wahn?”
Rasulullah bersabda, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Dawud no21363 dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu).
Ada
berbagai jawaban apabila ditanya sebab kelemahan masyarakat Islam
sekarang. Ada yang menyebutkan karena kelemahan politik. Ada yang
berpendapat karena kelemahan ekonomi, pendidikan dan pencapaian ilmu
ataupun karena kelemahan dalam bidang sains dan teknologi. Ada yang
memberikan alasan karena kelemahan iman dan bermacam-macam lagi.
Hadits
di atas jelas menunjukkan bahwa sebab kelemahan masyarakat Islam ialah
karena mereka begitu cinta dunia sehingga kencur ketaatan kepada Allah
Subhana Wa Ta’ala, Rasul-Nya dan Ulil Amri untuk memperjuangkan
kebenaran. Inilah sifat-sifat negatif yang menjangkiti ummat Isalam. Di
dalam Al-Qur’an Surat Al-Anfal (8): 73 Allah berfirman:
وَالَّذينَ كَفَرُواْ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي الأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
“Adapun
orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi
sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan
apa yang telah diperintahkan Allah itu , niscaya akan terjadi kekacauan
di muka bumi dan kerusakan yang besar.”
Allah telah menjelaskan bahwa
selama kaum Muslimin tidak melaksanakan perintah-Nya (hidup berjama’ah
di bawah satu pimpinan seluruh dunia) maka selama itu pula akan terjadi
fitnah dan kerusakan yang besar menimpa kehidupan mereka. Dan pada
kenyataannya, justeru kaum Muslimin saat ini telah berpecah-pecah
menjadi beberapa golongan, menyerupai perilaku ahli kitab sebelumnya.
Firma Allah dalam QS. Ali Imran (3): 105 :
وَلاَ تَكُونُواْ كَالَّذِينَ تَفَرَّقُواْ وَاخْتَلَفُواْ مِن بَعْدِ مَا جَاءهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُوْلَـئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Dan
janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan
berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka
itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,”
Dan dalam QS Al-An’am (6): 65 :
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَن يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِّن فَوْقِكُمْ أَوْ مِن تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ بَعْضَكُم بَأْسَ بَعْضٍ انظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
“Katakanlah:
” Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu
atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam
golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada
sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa
Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka
memahami(nya)”.”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa
bergolong-golongan di kalangan Muslimin adalah merupakan siksa atau
azab. Sebab golongan itu sendiri menyimpan potensi konflik yang bukan
saja bisa menimbulkan pertentangan tapi juga peperangan dan penindasan
sebagian dari sebagian yang lain. Bergolong-golongan bisa berarti
melanggar perintah Allah bersatu (QS. Ali Imran (3): 103 ). Dampak dari pelanggaran tersebut mengakibatkan:
- Mereka menjadi musyrik kepada Allah Subhana Wa Ta’ala karena telah memecah belah agamanya (QS. Ar Rum (30): 31-32 ).
- Ummat menjadi lemah, hina dan hilang kekuatannya.
- Ambisi kepemimpinan dan perebutan kekuasaan di antara mereka.
- Terjadi penyimpangan pola pikir dan pola juang Muslimin dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
- Tersebarnya kemaksiatan dan runtuhnya moral.
- Dunia menjadi rebutan dan tujuan utama.
Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyatakan bahwa Muslimin terpecah
menjadi 73 golongan. Angka ini menunjukkan betapa seriusnya perpecahan
di dalam tubuh kaum Muslimin. Selain masalah kebangsaan-nasionalisme,
mazhab dan lain-lain, perbedaan kecil pun pada akhirnya bisa memicu
perpecahan, sehingga keberadaan ummat Islam menjadi sangat lemah.
Pada tataran global, nasionalisme telah menjadi ta’ashub (ashobiyah kebangsaan kerdil)
yang memecah belah kaum Muslimin menjadi negeri-negeri kecil yang
saling berebut pengaruh dan kepentingan. Dalam hal aliran, Muslimin
terpecah dalam beberapa mazhab dan aliran, seperti: Qadariah, Jabariah, Mu’tazilah, Sunni, Syi’ah. Pada bidang fiqih mereka pun terjebak pada fanatisme mazhab dan taqlid buta.
Puncak
dari perpecahan umat Islam tersebut terjadi ada saat runtuhnya
kepemimpinan Islam Turki Utsmani pada tahun 1924 yang merupakan symbol
kekuatan dan persatuan dunia Islam. Kemudian berdirinya negara Zionis
Israel di bumi Islam, Palestina.
Banyak
kemunduran umat Islam yang dialami pasca kepemimpinan tersebut. Pada
generasi awal, kepemimpinan selalu dipandang sebagai amanah, sehingga
kepemimpinan tunduk dan patuh sepenuhnya kepada syari’at Islam, namun
pasca kekhilafahan Khulafaur Rasyidin al-Mahdiyin syari’at sebagai
sumber inspirasi, motivasi dan tali pemersatu yang kuat mulai
ditinggalkan dan diganti dengan sikap ashabiyah, yaitu bangga dengan
kelompok/golongan. Daya kontrol menjadi lemah, kebersamaan menjadi
goyah karena menginginkan keuntungan pribadi-pribadi atau golongannya.
Akhirnya, bermunculan fitnah dalam tubuh umat Islam. Prinsip-prinsip
ukhuwah sebagai tulang punggung persatuan dan kekuatan ummat, semakin
jauh ditinggalkan. Padahal masing-masing di antara mereka mengaku
berjuang dan berbuat untuk kepentingan Islam.
(Copas dari http://abudzakira.wordpress.com )
0 comments:
Post a Comment
Komentar anda akan dihapus jika :
1. SPAM atau meninggalkan komentar mengandung unsur SARA
2. Berkata kasar atau kata-kata negatif lainnya
3. Meninggalkan komentar dengan link hidup
4. Komentar tidak berhubungan dengan tema
5. Jika anda ingin berlangganan "komentar" dari artikel ini, pilih link "Subscribe by email" pada bagian bawah form komentar