11:18 PM
Unknown
Kasus yang sering saya jumpai di masyarakat adalah kaum ibu seringkali membagi tablet menjadi beberapa bagian atau menghancurkannya lantaran si kecil susah menelan obat. Tak jarang orang dewasa pun punya alasan yang sama, lebih nyaman ketika menelan tablet yang sudah dibagi-bagi dibandingkan dengan tablet utuhnya. Tahukah anda jika hal ini bisa berakibat fatal jika anda melakukannya dengan sembarangan dan tanpa konsultasi pada apoteker? Berikut alasannya kenapa perbuatan yang kelihatan sepele ini harus dikonsultasikan dulu ke apoteker.
Pertama, alasan absorpsi obat.
Beberapa tablet langsung diserap oleh tubuh begitu dia masuk, sementara yang lainnya tidak. Misalnya, tablet lepas lambat memiliki pelepasan tertunda sehingga memperpanjang waktu penyerapan dan memperlama obat berada di dalam tubuh. Jika tablet lepas lambat ini dipecah atau dibagi, obat akan melepaskan bahan aktifnya lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih besar dari yang seharusnya. Jika obat yang terabsorpsi oleh tubuh melebihi indeks terapetik, bukannya menyembuhkan tetapi justru menjadi racun dalam tubuh kita.
Kedua, alasan desain tablet.
Tablet memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi. Beberapa mudah dibagi menjadi dua bagian sama besar, tetapi beberapa yang lainnya sulit dibagi untuk mendapatkan kadar yang sama. Misalnya, tablet captopril yang bentuknya sangat kecil. Akan kesulitan untuk membaginya menjadi dua bagian yang akurat.
Ketiga, alasan metode pembagian.
Jangan membagi tablet menggunakan pisau karena ini bisa menghancurkan tablet sehingga nantinya banyak bagian yang terbuang. Pada prinsipnya, membagi tablet hanya butuh tekanan ringan saja. Mintalah apoteker untuk membaginya apabila anda membutuhkan setengah dosis sekali minum.
Nah, sekarang sudah tahu kan jika urusan bagi-membagi obat ini tak boleh dilakukan sembarangan? Bahkan urusan bagi-bagi ‘kue’ di kalangan elit politik pun juga butuh perhitungan yang matang agar tak menciptakan konflik berkepanjangan.
Posted in: Sehat itu Mahal
Artikel 
